Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menara Hati

Aku membangun menara di ketinggian, ujung runcingnya mengiris awan yang berarak-arak. Kutinggalkan hatiku di puncaknya, kubiarkan air hujan membilasnya, embun membasuh warnanya, agar udara dingin ketinggian memurnikannya.
Aku melata di muka bumi dengan kekosongan menelanku. Tersuruk di sela reruntuhan jiwa manusia yang gagal membangun rumahnya. Namun sesekali kuterkesiap saat kilat menyambar puncak menaraku, adakah ia mengenai hatiku?
Di sini tak ada apa-apa. Kesunyian menulikan telinga, kebisingan tanpa makna.
Hingga kuberanikan diri, kupanjat menaraku. Kutemukan hatiku pucat membiru. Ia murni yang nyaris mati. Kubawa turun, kupasang kembali di dadaku. Suhu tubuhku menghangatkannya. Namun ia tak bisa menutup ruang kosongnya, di situ dulu ada cinta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS