Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Qadla Agung di Jumat Agung

Ajakan seorang Sahabat untuk melakukan Shalat Kiffaroh di Jumat terakhir bulan Ramadlan (Jumat Agung) sedikit menggoda. Meski sejumlah kawan meneriakinya sebagai bid’ah (mengada-adakan hal baru yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah) atau bersumber dari hadis palsu (maudlu’).

Yang dimaksud dengan ajakan Shalat Kiffaroh di Jumat Agung adalah kesempatan emas menebus shalat-shalat kita yang bolong-bolong tak karuan selama setahun terakhir ini (ada yang bilang selama 70 tahun usia kita) dengan menqadlanya di hari Jumat Agung.

Artinya sampeyan cukup shalat beruntun subuh-dluhur-ashar-maghrib-isya, masing-masing sekali, pada siang hari ini (jumat 26 Ramadlan/Agustus) dalam rangka menebus kelalaian shalat sampeyan setahun penuh. Menggoda sekali bukann.. hehe. Terutama buat yang teramat sangat jarang shalat macam saya.

Kembali ke syari’ah, tidak ada ketentuan tentang shalat macam ini. ini Palsu, lemah, bid’ah dst. Itu dalam kacamata syari’ah. Bahkan istilah Jumat Agung untuk menyebut hari jumat terakhir di bulan Ramadlan lebih merupakan ungkapan religio-politics yang diumumkan oleh Imam Khomeini dengan nama Yaumul Quds untuk membantu perjuangan negeri Palestina. Hanya kalangan Syi’i yang memperingati Yaumul Quds pada hari Jumat Agung.

Tapi dari dulu… Saya selalu berpikir bahwa syari’ah lebih mirip tangga dibandingkan garis batas. Tangga menantang kita terus mendaki melampaui anak-anak tangga tertinggi mencari ada apa di atas syari’ah. Sedangkan sebagian besar muslim di sekitar kita lebih suka memperlakukan syari’ah bak wasit dan hakim garis di pertandingan sepak bola. Setiap kali kita melanggar garis peluit ditiup nyaring dan kita dihukum.

Bagaimana menurut sampeyan? Syari'ah itu tangga atau garis batas?

Saya jadi ingat puisi doa karya Maulana Rumi yang berjudul KEMBALI…

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!

Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmat-Nya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!

Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!
Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu.”


Melalui Kifarroh ini saya ingin berada di jalan itu, datang lagi dan terus mencoba datang lagi walau kemaren ingkar janji, sambil merangkak bila perlu. Saya yakin Dia akan menerima mata uang palsuku. Meskipun ini hanya prasangka semoga menjadi prasangka yang baik tentangMu. Meskipun masih ada sejuta keraguan semoga berkurang menjadi 999.999 saja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: