Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Terimakasih

Sering kita terjebak pada dua sudut ekstrim permainan watak selama hidup di dunia ini. Pertama, menilai diri sendiri terlalu tinggi hingga tak nampak satupun manusia di atas panggung kecuali Saya; kedua, menilai diri sendiri terlalu rendah tiada arti, tenggelam diantara kebesaran manusia-manusia lain.

Aku menyebutnya permainan karena bukan demikian yang selayaknya. Tidak ada cetak baku bagaimana kita menghadapi dunia ini. Seperti topeng yang bisa kita kenakan atau tanggalkan. InsyaAllah hanya kita, umat manusia, di alam raya ini yang diberi keleluasaan oleh Tuhan untuk memilih “topeng” selama hidup di dunia.

Seorang teman meretwit kalimat bagus dari Maulana Rumi yang kemudian aku retwit ulang. Bunyinya kira-kira begini: “ Berterimakasihlah pada siapapun yang datang di kehidupanmu karena dia dikirimkan atas pesan Tuhan untuk memandumu”.

Berterimakasih kepada siapapun… betapa jarang kita melakukannya. Bahkan kepada orang-orang yang senyatanya telah berjasa dalam kehidupan kita, jarang kita sampaikan terimakasih tulus. Apalagi kepada orang-orang awam atau orang-orang yang telah mengecewakan kita.

Kita, minimal aku sendiri, mudah terganggu oleh kehadiran orang yang tidak kita kehendaki. Sebaliknya sering mengharap kehadiran orang yang kita inginkan, bahkan ketika orang tersebut tidak nyata. Tanpa sadar mengabaikan potensi-potensi di sekitar kita, para sahabat sejati, para guru, mursyid. Kesemuanya menyebabkan kemanusiaan kita macet tak berkembang.

Ada ungkapan “orang jahat adalah guru sejati”. Kejahatan mereka membuat kita tersadar untuk berbuat sebaliknya. Bahkan menurutku Nahi Munkar (menghindari kejahatan) lebih cepat kita tangkap maknanya daripada Amar Ma’ruf (menyeru kepada kebaikan).

Setiap jiwa memiliki arti, siapapun dia. Itu kesimpulanku. Kita hadir dalam kebingungan yang sama di tengah dunia yang rapuh ini. Ada kebahagiaan, banyak pula kesakitan. Tak ada kesempurnaan, semua saling menopang, menghidupi, saling memberi nafas. Kalau tidak salah Rumi juga mengingatkan kita pada dunia yang campur baur ini mustahil dipisahkan, ada Tuhan ada pula Setan. Itulah sifat dunia yang kita terjebak di dalamnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: