Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

HAJI: Tentang Persaudaraan

Aku bertanya-tanya apakah sebenarnya Hijir Ismail itu?, bangunan setinggi dada berbentuk setengah lingkaran yang menempel pada salah satu sisi Ka’bah. Hal ini membuat Ka’bah seperti menghadap ke arah Hijir Isma’il. Saat berthawaf mengelilingi Ka’bah kita dilarang menyelinap pada lorong di antara Ka’bah dan Hijir Isma’il, itu membuat thawaf kita tidak sah. Dengan demikian berthawaf mengelilingi Ka’bah sekaligus berarti turut mengelilingi Hijir Isma’il. Lalu apakah Hijir Ismail itu?

Dari beberap sumber yang kubaca, Hijir Isma’il adalah tempat dimana Nabi Isma’il diasuh semasa kecil, dan yang lebih penting lagi, tempat dimana Siti Hajar (ibunda Isma’il) dimakamkan. Dengan demikian hanya ada satu manusia yang makamnya ikut kita thawafi ketika mengelilingi Ka’bah. Satu-satunya manusia itu adalah Siti Hajar, seorang perempuan, budak, dan berkulit hitam. Allah telah mengutamakan Hijir Isma’il bahkan di atas Maqam Ibrahim sendiri. Hanya seorang perempuan budak berkulit hitam, lalu mengapa?

Allah telah menjungkirbalikkan konsep gender, derajad manusia dan prasangka rasial di rumahNya yang suci. Penghormatan terhadap Siti Hajar, budak perempuan yang berkulit hitam, menegaskan bahwa semua manusia adalah sama sederajad dan selayaknya saling bersaudara.

Persaudaraan dan empati terhadap sesama menurutku merupakan salah satu pelajaran paling penting dari haji. Dari seluruh rangkaian ibadah haji berkali-kali kita diingatkan oleh spirit persaudaraan dan empati, langsung maupun tidak langsung, dan kerap kali ini menimbulkan dilema tersendiri.

Bukan kebetulan bahwa sebagian besar jamaah haji telah berusia senja. Mereka lemah, akrab dengan penyakit, kepanikan dan kebingungan di tengah ramai manusia jamaah haji. Kita dikelilingi oleh manusia-manusia renta yang butuh pertolongan.

Maka manakah yang lebih utama; mengejar kesempatan mencium hajar aswad atau merawat jamaah renta yang sakit di sebelah kita? Memburu kesempatan berdoa di Raudlah dan Multazam atau menolong jamaah renta yang tersesat kebingunga? Dilema semacam ini terus hadir di depan kita. Jelas bahwa semua jamaah ingin ibadahnya sesempurna mungkin selama di tanah suci, namun menegakkan persaudaraan dan meneguhkan empati kepada sesama juga merupakan intisari dari haji.

Ada sebuah riwayat (yang aku lupa membacanya dimana) yang menyebutkan bahwa pada salah satu musim haji, Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa tahun itu orang yang hajinya paling diterima Allah adalah si fulan, yang kebetulan ibadahnya kurang maksimal karena ia berhaji sambil menggendong ibunya yang sakit. Wallahu A’lam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: